Macam-Macam Jaringan Otot

Macam-Macam Jaringan Otot


Jaringan otot didesain khusus untuk berkontraksi ketika ia distimulus, oleh karena itu ia berperan untuk menggerakkan secara fisik jaringan lain, organ-organ, ataupun cairan; misalnya, otot rangka menarik tulang, jantung berkontraksi dan memompa darah, serta kontraksi kandung kemih yang mengeluarkan urin.

Tidak hanya gerakan tubuh dan anggota badan saja yang tergantung pada jaringan otot, namun proses pada pencernaan, pembuangan zat sisa, proses pernapasan, proses berbicara, dan sirkulasi darah juga memanfaatkan kerja otot. Selain itu, otot-otot juga merupakan sumber penting bagi panas tubuh.

Jaringan Otot


Ada tiga jenis jaringan otot – otot rangka (skeletal), otot jantung, dan otot polos (halus) - yang masing-masing berbeda dalam hal penampilan, fisiologi, dan fungsinya.

Otot rangka terdiri dari sel-sel yang berbentuk panjang seperti benang yang disebut serat otot. Sebagian besar otot rangka ini melekat pada tulang, namun ada pengecualian pada organ lidah, kerongkongan bagian atas, beberapa otot wajah, dan beberapa otot sfingter (otot berbentuk mirip cincin yang membuka dan menutup bagian-bagian tubuh).

Setiap sel otot rangka ini berisi beberapa inti yang berdekatan dengan membran plasmanya. Otot rangka merupakan otot lurik dan bergerak (kontraksi) secara sadar. Istilah otot lurik mengacu pada warna belangnya, yang terbentuk oleh pola tumpang tindih dari filamen protein sitoplasma yang menyebabkan kontraksi otot.

Otot jantung dibatasi hanya untuk organ jantung. Jenis otot ini juga merupakan otot lurik, namun ia berbeda dari otot rangka jika dilihat dari fitur-fitur lainnya. Otot jantung bekerja di luar kendali kesadaran; ia tetap bisa berkontraksi bahkan jika semua koneksi sarafnya terputus. Sel-sel paa otot jantung juga jauh lebih pendek, sehingga mereka lebih sering disebut miosit atau kardiosit daripada serat. Miosit ini bentuknya bercabang atau berlekuk di ujungnya. Ia hanya berisi satu inti sel, yang terletak dekat pusat dan sering dikelilingi oleh glikogen sebagai sumber energi.

Miosit jantung saling bergabung ujung ke ujung dengan persimpangan (cakram interkalasi), yang terdapat garis-garis melintang gelap yang memisahkan tiap-tiap miosit. Kesenjangan persimpangan pada cakram memungkinkan gelombang eksitasi untuk berjalan lebih cepat dari sel ke sel sehingga semua miosit dari otot jantung dirangsang dan berkontraksi dalam waktu hampir bersamaan.

Otot polos tidak memiliki striasi (lurik, belang) dan ia bekerja secara tidak sadar. Sel otot polos yang juga disebut miosit, bentuknya meruncing di ujung dan relatif pendek. Ia memiliki inti sel tunggal yang terletak di tengah. Sejumlah kecil otot polos ditemukan pada iris mata dan kulit, tetapi sebagian besar yang disebut otot visceral, membentuk lapisan dalam dinding pencernaan, pernapasan, dan saluran kemih; rahim; pembuluh darah; dan organ lainnya.

Pada lokasi seperti kerongkongan dan usus kecil, otot polos membentuk lapisan yang saling berdekatan, satu lapisan yang sirkular dan lapisan lainnya yang membujur (longitudinal). Ketika otot polos yang melingkar (sirkular) berkontraksi, hal ini memungkinkan terdorongnya isi dari saluran seperti makanan yang melalui organ kerongkongan. Ketika lapisan longitudinal berkontraksi, organ atau saluran yang bersangkutan akan memendek dan lebih tebal. Dengan mengatur diameter pembuluh darah, otot polos sangat penting dalam mengontrol tekanan darah dan alirannya.


Referensi:

Saladin, K. S. (2013). Human Anatomy 4th Edition. New York:  McGraw-Hill Education

Organel Sel

Organel Sel


Struktur metabolik aktif dalam suatu sel disebut organel yang secara harfiah memiliki arti “organ kecil”. Suatu sel mungkin memiliki 10 miliar molekul protein, beberapa di antaranya adalah enzim yang kuat dengan potensi untuk menghancurkan sel jika mereka tidak terkandung dan terisolasi dari komponen seluler lainnya.

Nukleus (Inti Sel)

Nukleus atau inti sel merupakan organel terbesar dalam sel dan biasanya merupakan satu-satunya organel yang dapat terlihat jelas dengan mikroskop cahaya. Nukleus berisi kromosom sel dan karena itu ia merupakan pusat kontrol genetik dari aktivitas selular. Organel granular yang disebut ribosom diproduksi di sini. Langkah-langkah awal dalam sintesis protein juga terjadi di sini di bawah arahan gen.

Kebanyakan sel hanya memiliki satu nukleus, tetapi ada pengecualian. Sel darah merah yang matur tidak memiliki nucleus. Ada juga beberapa jenis sel yang multinukleat – yaitu memiliki 2 sampai 50 inti contohnya adalah beberapa sel-sel hati, sel otot rangka, dan sel tertentu yang berperan dalam melarutkan tulang.

Nukleus (Inti Sel)


Nukleus biasanya berbentuk bulat hingga elips dan rata-rata diameternya adalah sekitar 5 μm. Nukleus dikelilingi oleh  membrane inti yang terdiri dari dua membran paralel. Membran ini berlubang dengan adanya pori-pori inti/nuklir,  yang diameter porinya berada pada ukuran  sekitar 30 sampai 100 nm, yang dibentuk oleh kompleks pori nuklir berbentuk cincin dari delapan protein. Protein ini mengatur lalu lintas molekul untuk masuk dan keluar dari inti sel dan mengikat dua membran bersama-sama. Bagian dalam membrane inti dipagari oleh jaringan filamen intermediet yang disebut lamina nuklir, yang tampak seperti ‘kandang’ dari DNA.

Materi dalam inti sel disebut nukleoplasma tersebut. Sebagian besar terdiri dari filament halus yang tersebar dan bentuknya granular yang disebut kromatin. Kromatin terdiri dari kompleks protein dan DNA. Ketika sel-sel mempersiapkan diri untuk membelah, kromatin berubah menjadi batang pendek tebal dan dapat kita lihat bahwa ia terdiri dari 46 badan yang terpisah yang disebut kromosom.

Kromosom


Retikulum Endoplasma 

Istilah retikulum endoplasma secara harfiah berarti “jaringan kecil dalam sitoplasma”.  Retikulum endoplasma merupakan sistem dari saluran yang saling berhubungan yang disebut cisternae dan tertutup oleh membran. Di daerah yang disebut retikulum endoplasma kasar, jaringan ini terdiri dari cisternae yang parallel, rata, dan ditutupi ribosom, sehingga memberikan penampilan yang kasar atau granular. RE kasar berhubungan dengan membran luar inti sel.

Cisternae yang berdekatan dihubungkan oleh jembatan yang tegak lurus. Di daerah yang disebut retikulum endoplasma halus, membran tidak memiliki ribosom, cisternae lebih berbentuk tubular, dan cabangnya lebih luas. Cisternae dari ER halus yang berhubungan dengan cisternae dari  RE kasar, sehingga kedua RE ini merupakan dua bagian yang berbeda dari jaringan sitoplasma yang sama.

Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma mensintesis steroid dan lipid lainnya, mendetoksifikasi alkohol dan obat-obatan lainnya, dan merupakan produsen dari semua membran sel. RE kasar menghasilkan fosfolipid dan protein dari membran plasma. Ia juga mensintesis protein yang disekresikan dari sel atau yang dikemas dalam organel yang disebut lisosom. RE kasar paling melimpah pada sel-sel yang mensintesis sejumlah besar protein, seperti sel-sel yang memproduksi antibodi dan sel-sel dari kelenjar pencernaan.

Kebanyakan sel hanya memiliki ER halus yang sedikit, tapi cukup melimpah pada sel-sel yang terlibat secara luas dalam detoksifikasi, seperti sel-sel hati dan ginjal. Penyalahgunaan alcohol jangka panjang, barbiturat, dan obat-obatan lainnya mengarah ke toleransi sebagian karena ER halus berproliferasi dan mendetoksifikasi obat dengan lebih cepat. ER halus juga melimpah pada sel yang mensintesis hormon steroid, misalnya di testis dan ovarium.

Otot rangka dan jantung mengandung jaringan yang luas dari ER halus yang dimodifikasi yang disebut reticulum sarkoplasma, yang bertugas untuk melepaskan kalsium sebagai pemicu kontraksi otot dan menyimpan kalsium antar kontraksi.

Ribosom

Ribosom merupakan butiran kecil dari protein dan asam ribonukleat (RNA) yang ditemukan dalam sitosol, pada permukaan luar dari RE kasar dan amplop nuklir, di nukleolus, dan mitokondria. Ribosom membaca pesan genetik yang telah dikode (RNA) dari inti dan merakit asam amino menjadi protein spesifik sesuai kode yang ditentukan.

Ribosom tak terikat ditemukan tersebar pada seluruh sitoplasma dan membuat enzim serta protein lain untuk digunakan dalam sel. Ribosom melekat pada RE kasar untuk membuat protein yang kan dikemas dalam lisosom ataupun dalam kasus-kasus seperti enzim pencernaan, ia akan disekresikan dari sel.

Komplek Golgi (Badan Golgi)


Badan golgi merupakan sistem kecil dari cisternae yang mensintesis karbohidrat dan lipid tertentu dan mengurus sentuhan akhir sintesis protein dan glikoprotein. Kompleks golgi ini menyerupai tumpukan roti pita. Biasanya, ia terdiri dari sekitar enam cisternae, sedikit terpisah satu sama lain, masing-masing bentuknya pipih dengan kantung yang sedikit melengkung dengan ujung agak membengkak.

Ribosom menghubungkan asam amino bersama-sama dalam urutan tertentu secara genetik untuk membuat protein tertentu. Protein baru ini menjalar ke cisterna dari RE kasar, di mana enzim akan memodifikasinya. Protein yang telah diubah ini kemudian diacak ke dalam vesikel transportasi kecil, organel bulat yang menjadi tunas dari ER dan membawa protein ke cisterna terdekat dari kompleks Golgi.

Badan Golgi


Kompleks Golgi mengurutkan protein ini, mengirimnya dari satu cisterna ke cisterna lain, memotong dan menukar beberapa di antaranya, menambahkan karbohidrat, dan akhirnya memaketkan protein ini ke dalam membran yang membatasi vesikel Golgi. Vesikel ini mentunasi tepi terjauh sisterna dari RE. Mereka banyak ditemukan di dekat kompleks Golgi.

Beberapa vesikel Golgi menjadi lisosom, beberapa bermigrasi ke membran plasma dan menyatu dengannya, menyediakan protein dan fosfolipid baru bagi membran; dan beberapa menjadi vesikel sekretorik yang menyimpan produk sel, seperti protein ASI, lendir, atau enzim pencernaan, untuk nanti dirilis oleh eksositosis.


Proteasom

Ribosom memproduksi banyak protein untuk digunakan secara intraseluler, namun protein ini tidak bisa berlama-lama di dalam sel selamanya. Ketika pekerjaan mereka selesai, mereka harus dibuang. Sel juga perlu untuk membebaskan diri dari protein yang rusak dan nonfungsional serta protein asing yang dibawa oleh infeksi virus.

Proteasom


Pekerjaan pembuangan protein ‘buruk’ ini ditangani oleh organel yang disebut proteasom, yang terdiri dari kompleks silinder protein berongga. Sel akan melabeli protein yang tidak diinginkan untuk dihancurkan dan diangkut ke sebuah proteasome; enzim dari proteasome akan memecah mereka ke dalam asam amino. Proteasom mendegradasi lebih dari 80% protein sel.

Lisosom

Organel lain yang dirancang untuk menghancurkan adalah lisosome, ia merupakan paket enzim yang tertutup dalam membran. Meskipun bentuknya sering bulat atau oval, lisosom sangat bervariasi dalam hal bentuk. Setidaknya telah ada 50 enzim lisosom yang telah diidentifikasi. Mereka memecah protein, asam nukleat, karbohidrat, fosfolipid, dan zat lainnya. Sel darah putih yang disebut neutrofil memfagositosis bakteri dan mencernanya dengan enzim lisosom mereka.

Lisosom


Lisosom juga akan mencerna dan membuang organel yang rusak; proses ini disebut autophagy (otofagi). Mereka juga membantu dalam proses “bunuh diri sel” yang disebut apoptosis, atau program kematian sel, di mana sel-sel yang tidak lagi diperlukan akan mematikan diri. Rahim, misalnya, memiliki berat sekitar 900 g pada kehamilan jangka penuh dan, melalui apoptosis, menyusut  60 g dalam 5 atau 6 minggu setelah melahirkan.

Peroksisom

Peroksisom bentuknya menyerupai lisosom tetapi mengandung enzim yang berbeda dan tidak diproduksi oleh kompleks Golgi. Fungsi umum mereka adalah dengan menggunakan molekul oksigen (O2) akan mengoksidasi molekul organik, terutama untuk memecah asam lemak menjadi dua molekul karbon yang dapat digunakan sebagai sumber energi untuk sintesis ATP.

Reaksi ini menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2), sesuai nama organel ini, peroksisom. H2O2 kemudian digunakan untuk mengoksidasi molekul lain, dan kelebihannya akan dipecah menjadi air dan oksigen oleh enzim yang disebut katalase. Peroksisom juga menetralisir radikal bebas dan berperan dalam detoksifikasi alkohol, obat lain, dan berbagai racun dari darah. Peroksisom ada pada hampir semua sel tetapi utamanya melimpah pada organ hati dan ginjal.

Mitokondria

Mitokondria (tunggal, mitokondrion) adalah organel khusus yang berguna untuk proses yang disebut respirasi aerobik, yang mensintesis sebagian besar tubuh ATP. Mereka memiliki berbagai bentuk: dari bulat, batang, berbentuk seperti kacang, ataupun benang. Mitokondria juga terus-menerus bergerak, menggeliat, dan berubah bentuk. Seperti nukleus, mitokondria dikelilingi oleh membran ganda. Membran dalam biasanya memiliki lipatan yang disebut cristae, yang mirip seperti rak dan menanggung enzim yang menghasilkan sebagian besar ATP.

Mitokondria


Ruang antara krista disebut matriks mitokondria. Ia berisi enzim, ribosom, dan molekul DNA yang kecil dan melingkar yang disebut DNA mitokondria (mtDNA), yang secara genetik berbeda dari DNA yang ada dalam inti sel. Mutasi pada mtDNA bertanggung jawab untuk beberapa penyakit otot, jantung, dan mata.

Sentriol

Sentriol merupakan rakitan silinder pendek mikrotubulus yang tersusun dalam sembilan kelompok yang masing-masing terdiri dari tiga mikrotubulus. Di dekat inti sel, sebagian besar sel memiliki patch sitoplasma yang jelas terlihat dan kecil yang disebut sentrosom. Ia mengandung sepasang sentriol yang saling tegak lurus.

Sentriol


Sentriol ini memainkan peran dalam pembelahan sel. Dalam sel bersilia, setiap silia juga memiliki tubuh basal yang terdiri dari sentriol tunggal tegak lurus dengan membran plasma. Dua mikrotubulus setiap triplet membentuk mikrotubulus perifer dari axoneme dari silia.


Referensi:

Saladin, K. S. (2013). Human Anatomy 4th Edition. New York:  McGraw-Hill Education

Mikrovili, Silia, Flagella, dan Pseudopod pada Sel Manusia

Mikrovili, Silia, Flagella, dan Pseudopod pada Sel Manusia


Kebanyakan sel memiliki ekstensi / perpanjangan permukaan oleh satu atau lebih jenis ekstensi yaitu mikrovili, silia, flagela, dan pseudopods. Perpanjangan ini akan membantu dalam proses penyerapan, proses pergerakan, dan proses sensorik.

Mikrovili

Mikrovili (tunggal: mikrovilus) adalah ekstensi dari membran plasma yang berfungsi terutama untuk meningkatkan luas permukaannya. Mereka sangat berguna dalam sel yang memiliki tugas khusus untuk penyerapan, seperti sel-sel epitel usus dan tubulus ginjal. Usus kecil memiliki sekitar 200 juta mikrovili per milimeter perseginya, dengan sekitar 3.000 mikrovili di atas setiap permukaan sel penyerap.

Mikrovili ini memberikan sel-sel luas permukaan serap yang jauh lebih luas daripada permukaan apikal sel yang datar. Pada banyak sel, mikrovili sedikit lebih mirip seperti benjolan kecil pada membran plasma. Pada sel-sel indra perasa dan telinga bagian dalam, mikrovili juga dapat ditemukan namun ia lebih berperan untuk sensorik daripada fungsi penyerapan.

Mikrovili


Mikrovili secara individu tidak dapat dibedakan dengan baik dengan mikroskop cahaya karena mereka hanya memiliki panjang antara 1 sampai 2 μm. Pada beberapa sel, mikrovili sangat padat dan muncul sebagai pinggiran yang disebut perbatasan kuas (brush border). Dengan transmisi mikroskop elektron, mikrovili biasanya terlihat seperti jari yang menempel pada permukaan sel. Struktur internalnya kecil, namun sering memiliki bundel filamen dari protein yang disebut aktin.

Filamen aktin melekat pada bagian dalam membran plasma di ujung mikrovilus tersebut. Pada dasarnya, aktin memanjang agak jauh ke dalam sel dan menanamkan mikrovilus ke web terminal. Ketika ditarik oleh protein lain dalam sitoplasma, aktin dapat memperpendek mikrovilus untuk memerah isinya masuk ke bawah ke dalam sel.

Silia

Silia (tunggal: silium) adalah ujung runcing mirip rambut dengan panjang sekitar 7 sampai 10 μm. Hampir setiap sel memiliki silia primer nonmotil soliter (tak bergerak) dengan panjang beberapa mikrometer. Fungsinya dalam beberapa kasus masih misteri, namun ternyata banyak dari mereka berperan dalam proses sensorik, yang berfungsi sebagai ‘antena’ sel untuk memantau kondisi di dekatnya.

Bagian dari sel retina mata yang menyerap cahaya merupakan silia primer yang dimodifikasi; pada telinga bagian dalam, mereka memainkan peran dalam indra gerak dan keseimbangan; dan pada tubulus ginjal, mereka diduga berfungsi untuk memantau aliran fluida. Molekul bau diikat oleh silia nonmotil pada sel-sel sensorik hidung. Cacatnya perkembangan dalam hal struktur atau fungsi silia - terutama pada silia primer nonmotil - bertanggung jawab untuk beberapa penyakit keturunan yang disebut siliopati.

Silia

Silia motil hanya terdapat pada beberapa organ, terutama di saluran respirator (pernapasan), tabung rahim (tuba fallopi), rongga internal otak dan sumsum tulang belakang, serta beberapa saluran reproduksi pria. Namun, silia motil ini sangat melimpah pada tempat di mana mereka berada. Sel-sel bersilia biasanya memiliki 50 sampai 200 silia. Silia ini bergerak dalam gelombang yang disinkronisasi dan menyapu seluruh permukaan epitel. Gerakannya selalu dalam arah yang sama, dan berfungsi untuk menggerakkan zat-zat seperti cairan, lendir, dan sel telur.

Silia memiliki inti pusat yang disebut axoneme, dan susunan silinder protein tipis beraturan yang disebut mikrotubulus. Dalam silia motil, ada dua mikrotubulus pusat yang dikelilingi oleh cincin dari sembilan pasang mikrotubula. Mikrotubulus sentral berhenti di permukaan sel, namun mikrotubulus perifer akan terus masuk ke dalam sel sebagai bagian dari tubuh basal yang menjangkari silia.

Dalam setiap pasangan mikrotubulus perifer, salah satu tubulus akan dipasangkan dengan lengan dynein. Dynein, sebuah protein bermotor yang menggunakan energi dari ATP untuk ‘merayapi’ pasangan mikrotubulus yang berdekatan. Ketika mikrotubulus di bagian depan silia merayap naik ke mikrotubulus di belakang mereka, silium akan berbelok ke arah depan. Silia primer nonmotil tidak memiliki dua mikrotubulus pusat dan lengan dynein, sehingga tiak memungkinkan mereka untuk bergerak.

Flagela

Hanya ada satu flagellum fungsional pada sel manusia – yaitu ekor dari sel sperma. Flagela ini jauh lebih panjang dari silia dan memiliki axoneme yang identik. Tetapi antara axoneme dan membran plasmanya, ada selubung kompleks dari filamen sitoskeletal yang membuat kaku ekor ini sehingga memberikan lebih banyak kekuatan pendorong.

Flagella pada Sel Sperma

Pseudopod

Pseudopod adalah ekstensi berisi sitoplasma dari sel yang bervariasi dari bentuk yang mulus, berserabut, hingga menjadi ujung tumpul yang mirip jari. Berbeda dengan tiga jenis lain dari ekstensi permukaan sel, pseudopod ini berubah secara terus-menerus.

Organisme air tawar, amoeba, merupakan contoh yang akrab dengan pseudopod. Organisme ini menggunakan pseudopod untuk bergerak dan menangkap makanan. Sel darah putih yang disebut neutrofil juga merayapi area sekitarnya mirip seperti amoeba dengan menggunakan pseudopod, dan ketika ada bakteri atau partikel asing lainnya muncul, neutrofil ini akan menjangkaunya dengan pseudopod mereka untuk mengelilingi dan kemudian menelan bakteri atau partikel asing tersebut.

Pseudopod


Sel makrofag jaringan yang berasal dari sel darah putih tertentu – juga menjangkau dengan pseudopod filamen tipis untuk menjerat bakteri dan menelannya untuk dicerna oleh sel. Layaknya petugas kebersihan kecil, makrofag menjaga jaringan kita tetap bersih dari benda asing dan mikroorganisme berbahaya. Trombosit darah juga menggunakan pseudopod untuk menempel satu sama lain dan menempel pada dinding pembuluh darah yang rusak sehingga membentuk tambalan yang dapat menghentikan perdarahan.


Referensi:

Saladin, K. S. (2013). Human Anatomy 4th Edition. New York:  McGraw-Hill Education


Bentuk dan Ukuran Sel

Bentuk dan Ukuran Sel


Ada sekitar 200 jenis sel dalam tubuh manusia, dengan berbagai bentuk, ukuran, dan fungsi.

Bentuk-Bentuk Sel


Deskripsi dari struktur organ dan jaringan sering merujuk pada bentuk selnya. Berikut ini adalah beberapa bentuk sel yang umum:

● Skuamosa - tipis, datar, bersisik, sering dengan tonjolan di mana terdapat inti sel (contoh: sel yang melapisi kerongkongan dan membentuk lapisan permukaan epidermis kulit).

● Kuboid - persegi, hampir sama tinggi dan lebarnya (contoh: sel-sel dari organ hati).

● Kolumnar - tinggi lebih besar dari lebarnya (contoh: sel-sel pelapis pada lambung dan usus).

● Poligonal - memiliki bentuk sudut tidak beraturan dengan empat, lima, atau lebih sisi.

● Stellata - memiliki beberapa ujung runcing, memberikan bentuk yang agak mirip seperti bintang (contoh: sel tubuh pada banyak sel-sel saraf memiliki bentuk seperti bintang).

● Ovoid/Spheroid - berbentuk bulat oval (contoh:  sel telur dan sel darah putih).

● Discoid - berbentuk cakram (contoh: sel darah merah).

● Fusiform- memanjang dengan bagian tengah menebal dan ujung meruncing (contoh:  sel-sel otot polos).

● Fibrosa - panjang, ramping, dan mirip seperti benang (contoh: sel otot rangka dan akson dari serabut pada sel-sel saraf).

Dalam beberapa sel, penting untuk membedakan satu permukaan dari yang lainnya, karena permukaan sel mungkin berbeda dalam fungsi dan komposisi membrannya. Hal ini terutama berlaku dalam epitel, lapisan sel yang menutupi permukaan organ. Sel epitel terletak pada permukaan basal inferior sering melekat pada membran basal ekstraseluler. Permukaan atas sel disebut permukaan apikal, sedangkan sisi-sisinya adalah permukaan lateral.

Unit paling tepat untuk pengukuran sel adalah mikrometer (μm) yaitu 10^-6 meter atau seperjuta meter. Benda-benda terkecil yang kebanyakan orang bisa lihat dengan mata telanjang adalah sekitar 100 μm. Beberapa sel manusia memiliki ukuran dalam kisaran ini, seperti sel telur dan beberapa sel-sel lemak, namun kebanyakan sel manusia memiliki ukuran sekitar 10 sampai 15 μm. Sel-sel manusia yang terpanjang adalah sel-sel saraf (kadang-kadang lebih dari satu meter) dan sel-sel otot (hingga 30 cm), namun keduanya terlalu ramping untuk bisa dilihat dengan mata telanjang.


Referensi:

Saladin, K. S. (2013). Human Anatomy 4th Edition. New York:  McGraw-Hill Education

Rongga dan Membran pada Tubuh Manusia

Rongga dan Membran pada Tubuh Manusia


Dinding tubuh membungkus beberapa rongga tubuh, masing-masing dilapisi dengan membran dan terdapat organ yang disebut visera.

Rongga dan Membran pada Tubuh Manusia

Rongga Kranial dan Kanal Vertebra

Rongga tengkorak tertutup oleh tulang tengkorak dan berisi organ otak. Kanal vertebra tertutup oleh kolom tulang belakang (spine, backbone) dan berisi sumsum tulang belakang. Keduanya dilapisi oleh tiga lapisan membran yang disebut meningen. Di antara fungsi lainnya, meningen melindungi jaringan saraf halus dari tulang pelindung keras yang membungkusnya, dan menghubungkan sumsum tulang belakang ke kolom vertebral dan membatasi gerakannya.

Rongga Dada (Thoraks)

Selama perkembangan embrio, ruang yang disebut coelom terbentuk pada tubuh manusia. Ini kemudian dipartisi oleh selembar otot, yaitu diafragma, menjadi rongga dada di atas dan rongga abdominopelvis di bagian bawah. Kedua rongga ini dilapisi dengan membran serosa tipis, yang mengeluarkan lapisan pelumas mirip dengan serum darah.

Rongga dada dibagi dengan partisi tebal yang disebut mediastinum. Bagian ini adalah daerah antara paru-paru yang membentang dari pangkal leher ke diafragma, diisi oleh organ jantung, pembuluh darah besar, esofagus, trakea dan bronkus, serta kelenjar yang disebut timus. Sebuah membran serosa dua lapis disebut perikardium membungkus jantung. Lapisan dalam dari perikardium membentuk permukaan jantung itu sendiri dan disebut perikardium viseral (epikardium). Lapisan luar disebut perikardium parietal. Ia terpisah dari perikardium viseral oleh ruang yang disebut rongga perikardial. Ruang ini dilumasi oleh lapisan tipis cairan perikardial.

Rongga dada sisi kanan dan kiri berisi paru-paru. Sebuah membran serosa yang disebut pleura membungkus setiap organ paru-paru. Seperti perikardium, pleura memiliki lapisan viseral (dalam) dan parietal (luar). Pleura viseral membentuk permukaan luar paru-paru, sedangkan pleura parietal melapisi bagian dalam tulang rusuk. Ruang sempit di antara mereka disebut rongga pleura yang dilumasi oleh cairan pelumas pleura (surfaktan).

Rongga Abdominopelvis

Rongga abdominopelvis terdiri dari rongga perut di bagian atas dan rongga panggul di bagian bawah. Rongga perut mengandung sebagian besar organ pencernaan serta limpa, ginjal, dan ureter. Terus ke bawah rongga perut ada rongga panggul (tidak ada dinding yang memisahkan mereka), tetapi dapat dikenali dengan bentuknya yang sempit dan agak miring. Rongga panggul berisi rektum, kandung kemih, uretra, dan organ reproduksi.

Rongga abdominopelvis berisi membran serosa dua-lapis yang disebut peritoneum. Peritoneum parietal melapisi dinding rongga. Peritoneum viseral bergulir ke dalam membungkus viseral abdomen (organ dalam abdomen), mengikat mereka ke dinding tubuh dan menjaga organ tersebut tetap berada di tempatnya. Rongga peritoneum adalah ruang antara lapisan peritoneum parietal dan visceral, ia dilumasi oleh cairan peritoneal.


Referensi:

Saladin, K. S. (2013). Human Anatomy 4th Edition. New York:  McGraw-Hill Education

Sistem Organ pada Manusia

Sistem Organ pada Manusia


Ada 11 sistem organ dalam tubuh manusia. Sistem organ ini diklasifikasikan dalam daftar di bawah berikut ini sesuai dengan fungsi utama mereka.



Beberapa organ menjadi bagian dari dua atau lebih sistem - misalnya, uretra pada laki-laki adalah bagian dari saluran perkemihan dan saluran reproduksi sekaligus; faring adalah bagian dari saluran sistem pencernaan dan pernafasan sekaligus; dan kelenjar susu (mammae) termasuk ke dalam sistem integumen dan sistem reproduksi wanita sekaligus.

Sistem untuk perlindungan, support, dan gerakan
Sistem integumen
Sistem rangka (skeletal)
Sistem otot (muskular)

Sistem untuk komunikasi internal dan integrasi
Sistem persarafan
Sistem endokrin

Sistem transportasi cairan
Sistem sirkulasi (kardiovaskuler)
Sistem limfatik (dan imun)

Sistem intake dan output
Sistem pernapasan (respirasi)
Sistem pencernaan
Sistem perkemihan

Sistem untuk reproduksi
Sistem reproduksi laki-laki
Sistem reproduksi wanita

Beberapa istilah medis biasanya menggabungkan nama dua sistem karena fungsional terkait misalnya, sistem muskuloskeletal, sistem kardiopulmoner, dan sistem urogenital (genitourinari). Hal tersebut menggambarkan bahwa ada hubungan secara anatomis atau fisiologis yang erat antara dua sistem tersebut.


Referensi:

Saladin, K. S. (2013). Human Anatomy 4th Edition. New York:  McGraw-Hill Education

Tingkat Struktur Tubuh Manusia

Tingkat Struktur Tubuh Manusia


Suatu organisme terdiri dari sistem organ, sistem organ terdiri dari organ, organ terdiri dari jaringan, jaringan terdiri dari sel-sel, sel (sebagian) terdiri dari organel, organel terdiri dari molekul, dan molekul terdiri dari atom.

Tingkat Struktur Tubuh Manusia


Sebuah sistem organ adalah sekelompok organ yang melakukan fungsi dasar organisme seperti sirkulasi, respirasi, atau pencernaan. Tubuh manusia memiliki 11 sistem organ. Biasanya organ-organ pada suatu sistem organ secara fisik saling berhubungan, seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra yang membentuk sistem perkemihan. Namun ada juga yang tidak terhubung dan berdekatan seperti sistem endokrin yang merupakan sekelompok kelenjar yang mensekresi hormon dan jaringan  dan sebagian besar tidak memiliki koneksi fisik satu sama lain.

Organ adalah struktur yang memiliki batas-batas anatomis yang pasti secara visual, dapat dibedakan dari organ-organ yang berdekatan, serta terdiri dari dua atau lebih jenis jaringan yang bekerja sama untuk melaksanakan fungsi tertentu. Sebagian besar organ dapat dilihat secara kasat mata. Namun, ada organ yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Kulit, misalnya, adalah organ terbesar dalam tubuh manusia. Namun di dalam kulit ada ribuan organ kecil: folikel rambut, kuku, kelenjar keringat, saraf, dan pembuluh darah.

Jaringan adalah massa sel yang sama dan produk sel yang membentuk wilayah organ dan melakukan fungsi tertentu. Tubuh manusia hanya terdiri dari empat kelas utama dari jaringan, yaitu: jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Histologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jaringan.

Sel adalah unit terkecil dari suatu organisme hidup. Sebuah sel tertutup dalam membran plasma yang terdiri dari lipid dan protein, dan biasanya memiliki satu nukleus, yaitu organel yang mengandung sebagian DNA dari sel. Sitologi merupakan ilmu yang  mempelajari sel dan organel.

Organel adalah struktur mikroskopis dalam sel yang melaksanakan fungsi tertentu. Organel meliputi inti sel, mitokondria, lisosom, sentriol, dan lain-lain. Organel dan komponen seluler lainnya terdiri dari molekul - partikel minimal dua atom yang bergabung dengan ikatan kimia. Molekul-molekul terbesar, seperti protein, lemak, dan DNA, disebut makromolekul.


Referensi:

Saladin, K. S. (2013). Human Anatomy 4th Edition. New York:  McGraw-Hill Education